taki — idealisme kosong

Ahmad Jibril Hemdi
2 min readOct 9, 2020

--

bangsa ini mungkin sedang tidak baik-baik saja

bagaimana mau baik? toh,

masyarakat sedang menyalahi peranannya

bayangin,

yang biasanya skip rapat karna tidur

eh, sekarang dia join-an

dulu.. pas skip disalahin

sekarang pas gabung,, malah diancem revolusi

jadi gimana? maunya apa? …

padahal..

yang mengancam

apakah tidak sama saja?

bukan kah mereka adalah si

penyontek dan pemalas?

eh.

tukang skip dan si telat rapat — atau kelas — juga ya?

ditambah~

tugas yang dikumpulkan, apakah murni buah pikir situ?

jangan-jangan pula adalah karya orang

semoga adalah tidak

mereka membenci pk1

eh tapi berdemo pahamnya

suka lucu

wajar

isu sosial tentu bersifat komunal

yang menarik siapapun berkepentingan

kapitalis seolah sangat kejam

padahal

semua juga berkapitalis pada waktunya

pahit? ya begitulah

mohon maaf

idealisme kosong, tampak

tiada harga

tidak menarik tahta

aduh sialnya

namanya kosong

ketika terisi oleh

harta, tahta, atau mungkin wanita

—pria juga —

hahaha

demo hanyalah demo

idealisme telah terisi

kepada yang berharga

teruntuk yang bertahta

toh

yang sekarang didemo

dahulu adalah pendemo

mereka dahulu pun meneriakan keadilan

bersama pemalas menuntut sosial

lalu sekarang

apakah sejarah akan terulang?

idealisme kosong

hati-hati

hanya maksud bersaran

terserah sikap menanggapi

karma berlaku

jangan telalu anti

nanti repot sendiri

sebab

tukang gosip akan digosipi

tukang bohong akan dibohongi

dan tukang yang lain seperti bernasib sama

lagi..

siapa yang memilih

yang salah jadi?

tidak baca, siapa suru?

begaya sibuk meneriakkan

idealisme kosong

diam.

maaf,, negara demokrasi

tapi untuk apa jika tanpa narasi

eh tapi.

bernarasi apakah suda tepat bukti?

apakah keilmuan suda dicukupi?

mana kertas berharga yang sedang dicari?

eh lagi.

apakah kertas tersebut buah pikiran pribadi?

semoga jawaban pribadi adalah serasi

akhiri

jikalau hanya mengikuti

sayang sekali

padahal demokrasi

mungkin demokrasi terlalu berat bagi manusia pertiwi

utamanya bagi mereka tanpa narasi

yang hanya mengikuti

pun terkuasai

lagipun sayang sekali

bagaimana jika diganti?

supaya mereka tanpa narasi bisa lebih berarti

namun berekspektasi

sejarah tidak terulang lagi

at least

terulang ke arah yang berbudi

taki merupakan tulisan yang berasal dari opini, perasaan, dan pengalaman gua terhadap suatu hal.

--

--

Ahmad Jibril Hemdi